Mengetahui masa panen sayuran sangatlah penting karena berhubungan dengan jadwal tanam sayuran dan siklus panen apabila sudah mempunyai kebun yang besar.
Berikut ini adalah daftar masa panen sayuran hidroponik dihitung mulai dari pertama kali semai.
Bagi yang masih pemula di bidang HIDROPONIK, pasti sering mendengar istilah yang masih asing. Istilah bisa berupa singkatan maupun kata serapan dari bahasa asing. Mari kita bahas satu per satu.
Berikut ini Daftar Singkatan yang sering dipakai di Dunia HIDROPONIK:
1. HST & HSS
HSS= Hari Setelah Semai
HST= Hari Setelah Tanam
Contoh Penggunaan:
Selada Hijau bisa dipindah tanam ke instalasi hidroponik ketika sudah 10 HSS (Artinya: Umurnya 10 hari setelah semai pertama kali)
Selada Hijau bisa dipanen setelah 35 HST (Artinya: Selada Hijau dipanen setelah 35 hari dari pindah tanam. Atau Selada Hijau bisa dipanen setelah (35 + 10) HSS)
2. KUTILANG
KUTILANG= Kurus Tinggi Langsing.
Biasa juga disebut dengan istilah ETIOLASI.
Menurut WIKIPEDIA, Etiolasi adalah pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari.
NB: Kutilang sering banget dialami bagi pemula yang baru mencoba hidroponik karena menganggap tanaman hidroponik tidak membutuhkan sinar matahari full.
3. METAN
METAN= Media Tanam
Banyak sekali media tanam yang bisa dipakai di Hidroponik, antara lain Rockwool, Sekam Bakar, Hidroton, dll. Akan dibahas lebih lanjut di postingan mendatang.
4. NFT & DFT
NFT= Nutrient Film Technique
DFT= Deep Flow Technique
Kedua istilah di atas merupakan jenis/macam sistem hidroponik yang sering dipakai di kalangan umum, perbedaan dari kedua sistem di atas terletak pada genangan airnya.
5. PPM
PPM= Part Per Million
Part per million (ppm) adalah salah satu satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan bagain dalam satu juta bagian yang lain.
Pada gambar TDS di atas menunjukan bahwa air yang diukur mempunyai 34 ppm.
6. RW
RW= RockWool
Rockwool merupakan salah satu jenis METAN yang paling banyak dipakai untuk berhidroponik.
7. SEBAK
SEBAK=Sekam Bakar
Sekam Bakar sering digunakan sebagai alternatif dari Rockwool, selain harganya murah, Sebak mudah didapatkan bahkan bisa diproduksi sendiri.
Demikianlah beberapa istilah yang sering dipakai dalam dunia hidroponik, apabila ada tambahan atau kritik maupun saran, silakan kirim ke:
LINE@: @hidroponikpedia (pakai @)
INSTAGRAM: @hidroponikpedia
Facebook: https://www.facebook.com/hidroponikpedia
Sistem Hidroponik mana yang anda gunakan sekarang?
Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membuat sistem tersebut?
Bagi anda yang menganggap hidroponik sebagai Hobby pasti akan rela mengeluarkan biaya berapapun untuk ber-hidroponik, namun beda halnya dengan yang punya tujuan lain berhidroponik, misalnya untuk mencukupi kebutuhan sayur sehari-hari.
Pasti akan ada perhitungan khusus supaya biaya yang dikeluarkan bisa se-minimal mungkin namun bisa menghasilkan sayur sesuai yang diinginkan. Apalagi bila dibandingkan dengan beli sayur di warung/toko sayur, paling tidak harus lebih murah pengeluarannya.
Namun tidak ada salahnya juga bagi para peng-hobby Hidroponik untuk memilih sistem/cara yang lebih hemat, karena bercocok tanam dengan metode hidroponik memang harus kreatif, unik dan efektif.
Berikut ini beberapa contoh sistem/cara yang bisa membuat hidroponik anda jadi lebih hemat:
1. Memanfaatkan Bekas Box Buah Sebagai Wadah/Tempat Nutrisi Hidroponik
Anda cukup menyiapkan bekas box buah sebagai tandon/tempat nutrisi, setelah itu bagian atas dilubagi sebesar netpot yang mau dipakai. Box bekas bisa diperoleh di toko buah, biasanya dijual dengan harga Rp. 3rb sampai Rp 5rb saja.
Ada beberapa keuntungan memakai box bekas:
– Harga lebih murah daripada harus membeli bak plastik baru
– Bahan terbuat dari sterofoam sehingga bagus untuk tandon nutrisi.
– Mudah didapatkan
– Ukuran lebih besar daripada bak plastik yang ada di pasaran sehingga bisa memuat sayuran lebih banyak
Namun ada beberapa kekurangan dari box buah, antara lain:
– Bahan mudah rusak/bocor
– Gampang terkena lumut karena berwarna putih
2. Mengganti Media Tanam Rockwool dengan Kain Flanel
Media tanam yang paling sering digunakan dalam hidroponik adalah Rockwool, namun untuk mendapatkan rockwool untuk saat ini masih susah. Selain itu harga rockwool juga masih tergolong mahal karena kebanyakan masih import.
Kain flanel bisa digunakan sebagai pengganti media tanam rockwool, yaitu dengan cara digulung kemudian tanaman dijepit di bagian tengan gulungan.
Selain harganya yang lebih murah, beberapa keuntungan memakai kain flanel adalah:
– Mudah didapatkan, biasa tersedia di toko kain atau toko peralatan jahit.
– Bisa dipakai berulang-ulang (tidak hanya 1x panen)
Kekurangan memakai kain flanel:
– Daya serap bahan flanel lebih sedikit dibanding dengan rockwool, jadi harus selalu dicek agar tidak kekeringan.
– Lebih ribet karena harus memotong dan menggulung saat pindah tanam
3. Serabut Kelapa sebagai Media Tanam
Masih tentang media tanam, kali ini yang digunakan adalah serabut kelapa. Cara ini lebih murah lagi dibandingkan memakai flanel karena bisa dibilang gratis. Selain itu serabut kelapa juga mudah sekali didapatkan walaupun untuk daerah perkotaan mungkin agak susah, namun apabila harus membelipun pasti harganya sangat murah.
Daya serap dan kemampuan menyimpan airpun lebih tinggi daripada memakai kain flanel, sehingga kelembaban media bisa tetap terjaga.
Kekurangan dari sabut kelapa adalah getah yang terkandung di dalamnya bisa menjadi penghambat pertumbuah atau penyerapan nutrisi di akar. Namun hal ini bisa diatasi dengan cara mencuci sabut kelapa terlebih dahulu sebelum dipakai untuk mengurangi getahnya.
4. Mengganti Netpot dengan Bekas Gelas Air Mineral
Cara yang ke-4 ini bisa digabungkan dengan cara yang ke-3 yaitu dengan mengganti media tanamnya serta mengganti netpot dengan bekas gelas air mineral. Cara ini pastilah sangat murah dan mudah karena bahan yang diperlukan hanyalah sampah/bekas gelas air mineral.
Kelamahan dari cara ini adalah gelas bekas air mineral tidak bisa bertahan lama seperti netpot hidroponik dikarenakan bahan lebih tipis. Selain itu di bagian bawah harus dilubangi sendiri menggunakan cutter atau alat lain sebagai jalan akar keluar.
5. Menyemai Menggunakan Baki Nasi
Bahan-bahan yang diperlukan hanyalah baki nasi dan kapas sebagai media tanamnya. Cara ini juga tidak hanya dipakai untuk menyemai saja, bahkan untuk sayuran seperti kangkung dan bayam bisa sampai panen menggunakan media ini.
Setelah tumbuh, anda cukup menaruh baki ini ke dalam bak yang ukurannya sedikit lebih besar dari baki ini yang sudah berisi air nutrisi hidroponik.
Demikian beberapa cara yang bisa membuat hidroponik menjadi lebih hemat. Namun saya yakin di luar sana masih banyak cara-cara lain yang lebih praktis dan murah. Maka dari itu saya meminta masukan dari pembaca apabila mempunyai cara yang lebih murah.
Di bawah ini adalah contoh Sistem Hidroponik menggunakan barang bekas, silakan simak videonya disini:
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani “hydro” yang berarti air dan “ponos” yang berarti kerja. Secara harfiah, hidroponik berarti bercocok tanam menggunakan air sebagai media utama untuk mengalirkan nutrisi ke akar tanaman. Sistem ini memungkinkan kontrol penuh terhadap nutrisi, pH, dan lingkungan tumbuh, sehingga tanaman dapat berkembang lebih cepat dan lebih sehat.
Sejarah Hidroponik
Metode hidroponik sudah dikenal sejak zaman Babilonia dengan taman gantungnya yang terkenal. Pada abad ke-20, hidroponik mulai berkembang pesat dengan penemuan larutan nutrisi yang lebih canggih, menjadikannya solusi ideal untuk pertanian di daerah yang minim tanah subur.
Manfaat Hidroponik
Metode hidroponik menawarkan berbagai manfaat yang membuatnya semakin diminati, di antaranya:
1. Ramah Lingkungan
Hidroponik menggunakan lebih sedikit air dibandingkan metode pertanian konvensional, menjadikannya solusi yang ramah lingkungan.
2. Hemat Lahan
Tanaman dapat ditanam secara vertikal, memungkinkan penggunaan ruang yang lebih efisien.
3. Hasil Panen Lebih Cepat dan Berkualitas
Dengan kontrol penuh terhadap nutrisi, tanaman tumbuh lebih cepat dan menghasilkan produk berkualitas tinggi.
4. Minim Penggunaan Pestisida
Lingkungan hidroponik yang terkendali mengurangi risiko hama, sehingga minim penggunaan bahan kimia.
Jenis-Jenis Sistem Hidroponik
Terdapat beberapa sistem hidroponik yang populer, di antaranya:
1. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)
Tanaman ditanam di saluran yang mengalirkan lapisan tipis larutan nutrisi secara terus-menerus.
2. Sistem DFT (Deep Flow Technique)
Larutan nutrisi menggenangi akar tanaman sehingga mereka dapat menyerap nutrisi secara optimal.
3. Sistem Wick
Menggunakan sumbu untuk menarik larutan nutrisi dari reservoir ke akar tanaman.
4. Sistem Aeroponik
Akar tanaman disemprotkan larutan nutrisi berbentuk kabut, memungkinkan oksigenasi yang maksimal.
Cara Memulai Hidroponik
Memulai hidroponik cukup mudah dengan langkah berikut:
Pilih Sistem Hidroponik: Tentukan sistem yang sesuai dengan kebutuhan dan lokasi Anda.
Persiapkan Media Tanam: Gunakan media tanam seperti rockwool atau serat kelapa.
Siapkan Larutan Nutrisi: Pastikan larutan nutrisi mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Atur Lingkungan: Jaga suhu, kelembapan, dan pencahayaan agar optimal untuk pertumbuhan tanaman.
Kesimpulan
Hidroponik adalah solusi inovatif untuk pertanian modern yang hemat air, efisien lahan, dan menghasilkan produk berkualitas tinggi. Dengan memahami pengertian dan sistem kerja hidroponik, Anda dapat memanfaatkan teknologi ini untuk kebutuhan pribadi maupun skala bisnis.