Pertanyaan:
Apakah sayuran hidroponik termasuk sayuran organik?
Jawaban:
Pertanyaan ini hampir ditanyakan setiap kali ada pertemuan atau pelatihan hidroponik, dan biasanya akan menjadi bahan obrolan bahkan perdebatan yang panjang.
Untuk jawaban kali ini, saya ambilkan dari artikel Pak Jati Widodo di salah satu blog nya yang membahas tentang hidroponik dan organik.
Berikut pembahasannya:
Saya sering menerima pertanyaan, “Apakah Hidroponik sama de
ngan organik?”
Karena unsur hara diserap oleh akar tanaman dalam bentuk anion dan kation, sementara pada media tanam Hidroponik tidak terdapat cadangan unsur hara maupun mikroorganisme pengurai, maka Hidroponik menggunakan nutrisi “siap serap” berupa senyawa ion.
Bila mengacu pada pemahaman umum bahwa “tanaman organik” adalah tanaman yang dibudidayakan menggunakan pupuk organik, maka tanaman yang mendapat nutrisi dari senyawa ion tidak bisa disebut sebagai tanaman organik.
Pertanyaan selanjutnya, “Apakah sehat?”. Maksudnya, apakah tanaman yang diberi nutrisi senyawa anorganik layak dikonsumsi, karena selama ini beredar anggapan diantara sebagian orang bahwa tanaman yang dibudidayakan secara organik “lebih sehat” dibanding yang mendapat nutrisi dari “pupuk kimia”.
Sebelum membahas lebih lanjut, saya ingin meluruskan penggunaan istilah “pupuk kimia”. Substansi organik juga terdiri dari unsur kimia, berarti juga merupakan “bahan kimia”. Oleh sebab itu untuk selanjutnya saya tidak akan lagi menggunakan istilah “pupuk kimia”, melainkan pupuk atau nutrisi anorganik.
Tanaman termasuk organisme autotroph, yaitu organisme yang memproduksi sendiri substansi organik sumber energinya dari substansi anorganik sederhana. Artinya, akar tanaman memang hanya mengambil substansi anorganik sederhana, yaitu kation dan anion, bukan substansi organik seperti yang selama ini kita bayangkan.
Substansi organik yang diberikan sebagai pupuk ternyata harus melewati proses panjang terlebih dahulu, diubah menjadi mineral – substansi anorganik, sebelum bisa diserap oleh tanaman melalui poses pertukaran ion.
Sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan unsur hara yang berasal dari substansi organik memiliki kualitas lebih baik ketimbang yang berasal dari material anorganik, atau sebaliknya, unsur hara yang berasal dari substansi anorganik menyebabkan tanaman menjadi tidak layak konsumsi.
Produk pertanian menjadi tidak layak konsumsi bukan akibat dari pupuk anorganik, melainkan karena ada residu pembasmi hama dan jamur yang masih tertinggal dalam jaringan setelah tanaman dipanen.